Salah satu faktor utama yang memberi pengaruh pada kesuksesan bisnis adalah kepuasan konsumen, baik bisnis online maupun offline. Berkaitan dengan kepuasan konsumen, saya akan menceritakan pengalaman saya sendiri. Sekitar satu tahun yang lalu seorang teman menawarkan sepatu kulit kepada saya, ia memperlihatkan sebuah gambar sepatu kulit dengan sedikit informasi bahan dan ukuran serta harga jualnya. Model sepatu sangat bagus sebenarnya, namun detail gambar yang ditampilkan di brosur kurang tajam, saya tidak bisa melihat bentuk benang yang mengikat kulit sepatu, saya juga tidak bisa melihat tekstur kulit sepatu, dan tentu saja saya tidak bisa menyentuh barang yang sebenarnya.
Saya bertanya kepada sang teman apakah ia berani memberikan garansi bahwa sepatu tersebut akan dapat bertahan selama 1 tahun, karena saya pikir untuk sepatu berharga Rp.230.000,- masa pakai selama 1 tahun itu sudah cukup memadai. Namun ia tidak bisa memberikan jaminan bahkan tidak juga bisa memberikan kompensasi lainnya seandainya sepatu yang saya beli tidak bisa bertahan lebih dari 6 bulan. Tapi karena tertarik dengan mode dan tampilan pisik sepatu yang terbuat dari kulit tersebut, saya abaikan garansi, saya memutuskan membeli sepasang sepatu kulit tersebut dengan harga RP.230.000,-.
Setelah masa pakai sepatu memasuki akhir bulan ke-empat, sang sepatu mulai memperlihatkan kwalitas sebenarnya. Bagian tapak sepatu patah dan terbelah, sehingga bila menginjak lantai yang basah air menerobos masuk ke dalam sepatu, membasahi kaos kaki yang saya kenakan.
Saya benar-benar kecewa dan merasa uang Rp.230.000,- terlalu mahal untuk sebuah sepatu yang hanya berumur 4 bulan. Saya memutuskan tidak akan lagi membeli sepatu merek tersebut, dan tidak juga akan kembali membeli sepatu kepada teman saya tersebut nantinya.
Seandainya ia bisa memberikan jaminan bahwa sepatu akan bertahan meski hanya selama 5 bulan sekalipun, atau memberikan kompensasi seperti ganti tapak sepatu, apabila dalam masa pakai 4 bulan tapak sepatu mengalami kerusakan, saya pasti tidak akan begitu kecewa.
Tapi cerita diatas tidak luar biasa dibandingkan sepatu yang saya beli seharga Rp.100.000,- di toko sepatu, sepatu tersebut hanya dapat dipakai selama dua minggu. lewat dua minggu kulit sepatu mengelupas dan tapak sepatu cerai-berai seperti tepung.
Cerita diatas menjelaskan tentang pentingnya penjual mengetahui kwalitas produk yang dijual, dan sebisa mungkin dapat memberikan semacam garansi kepuasan konsumen, bahwa uang yang dikeluarkan untuk membeli produk setimpal dengan kepuasan yang akan konsumen dapatkan.
Jualan secara online tidak berbeda seperti menjual produk dengan bermodalkan gambar brosur. Kita hanya dapat menjelaskan produk dengan gambar. Karena itu mengetahui kwalitas produk yang dijual, dan dapat memberikan garansi, bahwa harga produk yang ditawarkan setimpal dengan kepuasan yang akan didapatkan menjadi hal yang sangat penting. Perlu diingat bahwa memastikan setiap transaksi bisnis memuaskan konsumen adalah juga cara membangun brand yang sukses.
Saya bertanya kepada sang teman apakah ia berani memberikan garansi bahwa sepatu tersebut akan dapat bertahan selama 1 tahun, karena saya pikir untuk sepatu berharga Rp.230.000,- masa pakai selama 1 tahun itu sudah cukup memadai. Namun ia tidak bisa memberikan jaminan bahkan tidak juga bisa memberikan kompensasi lainnya seandainya sepatu yang saya beli tidak bisa bertahan lebih dari 6 bulan. Tapi karena tertarik dengan mode dan tampilan pisik sepatu yang terbuat dari kulit tersebut, saya abaikan garansi, saya memutuskan membeli sepasang sepatu kulit tersebut dengan harga RP.230.000,-.
Penjual perlu mengetahui kualitas produk yang ditawarkan kepada konsumen.
Setelah masa pakai sepatu memasuki akhir bulan ke-empat, sang sepatu mulai memperlihatkan kwalitas sebenarnya. Bagian tapak sepatu patah dan terbelah, sehingga bila menginjak lantai yang basah air menerobos masuk ke dalam sepatu, membasahi kaos kaki yang saya kenakan.
Saya benar-benar kecewa dan merasa uang Rp.230.000,- terlalu mahal untuk sebuah sepatu yang hanya berumur 4 bulan. Saya memutuskan tidak akan lagi membeli sepatu merek tersebut, dan tidak juga akan kembali membeli sepatu kepada teman saya tersebut nantinya.
Seandainya ia bisa memberikan jaminan bahwa sepatu akan bertahan meski hanya selama 5 bulan sekalipun, atau memberikan kompensasi seperti ganti tapak sepatu, apabila dalam masa pakai 4 bulan tapak sepatu mengalami kerusakan, saya pasti tidak akan begitu kecewa.
Tapi cerita diatas tidak luar biasa dibandingkan sepatu yang saya beli seharga Rp.100.000,- di toko sepatu, sepatu tersebut hanya dapat dipakai selama dua minggu. lewat dua minggu kulit sepatu mengelupas dan tapak sepatu cerai-berai seperti tepung.
Cerita diatas menjelaskan tentang pentingnya penjual mengetahui kwalitas produk yang dijual, dan sebisa mungkin dapat memberikan semacam garansi kepuasan konsumen, bahwa uang yang dikeluarkan untuk membeli produk setimpal dengan kepuasan yang akan konsumen dapatkan.
Jualan secara online tidak berbeda seperti menjual produk dengan bermodalkan gambar brosur. Kita hanya dapat menjelaskan produk dengan gambar. Karena itu mengetahui kwalitas produk yang dijual, dan dapat memberikan garansi, bahwa harga produk yang ditawarkan setimpal dengan kepuasan yang akan didapatkan menjadi hal yang sangat penting. Perlu diingat bahwa memastikan setiap transaksi bisnis memuaskan konsumen adalah juga cara membangun brand yang sukses.
This is dummy text. It is not meant to be read. Accordingly, it is difficult to figure out when to end it. But then, this is dummy text. It is not meant to be read. Period.
SILAHKAN MEMBERIKAN KOMENTAR MENGGUNAKAN TATA BAHASA YANG BAIK DAN BENAR. KOMENTAR MENGGUNAKAN KATA DENGAN EJAAN YANG TIDAK BAKU AKAN DIHAPUS. TERIMA KASIH ConversionConversion EmoticonEmoticon