Pengaruh Brand yang sukses

Kali ini saya kembali menulis tentang brand. Saya tidak menulis tentang brand secara detail melainkan hanya menuliskan tentang membangun brand dan pengaruh sebuah brand yang sukses menurut wawasan saya.

Anda pasti kenal dengan KFC, atau barangkali sering makan KFC. Siapa yang tidak kenal KFC. Hampir (mungkin semua) di seluruh kota di Indonesia dibangun restoran KFC. Dan meskipun sedemikian banyaknya restoran kfc didirikan (biasanya menempel di bangunan lain) tetap saja mendulang keuntungan.

Kalau kita bicara tentang ayam goreng, ada banyak jenis masakan ayam goreng di Indonesia. Berbicara tentang selera lidah, ada banyak juga ragam selera manusia. Melihat laris manisnya restoran ayam kfc yang umumnya konsumennya adalah golongan menengah keatas, golongan bawah belum tentu menyanggupi untuk membeli ayam goreng KFC. Saya pikir kesuksesan KFC menjadi sangat menarik untuk dipelajari.

Dilihat dari segi rasa masakan ayam KFC,  saya pribadi lebih menyukai ayam panggang masakan ibu saya. Atau kalau disuruh memilih antara menyantap KFC, dan  "ayam goreng Restoran Padang", saya lebih memilih "nasi ayam Restoran Padang".

Kenapa ?. Bagi saya urusan mengisi perut berkaitan erat dengan rasa enak di lidah, kebutuhan mengenyangkan perut, dan harga terjangkau.

Itulah kenapa dalam urusan makan saya tidak pernah peduli dengan merek. Saya tidak pernah membeli KFC kecuali kalau ditraktir orang. Dan kalau kebetulan saya diberikan KFC oleh seorang teman, saya sering tukar dengan makanan teman saya yang lain yang berupa nasi bungkus dari "restoran padang".

Kedengarannya kuno. Itulah saya yang tidak pernah bisa menikmati masakan KFC,  yang konon adalah masakan cepat saji paling laku di Indonesia ini, dan menjadi makanan favorit kalangan menengah keatas.

Ayam KFC digoreng berserta kulitnya yang dibungkus dengan campuran tepung dan bumbu.

Kalau saya makan KFC, bumbu pembungkus ayam dan kulit ayam  pasti tidak saya makan karena mengandung kolesterol. Sedangkan memakan ayamnya tanpa bungkus tepung rasanya sama dengan makan ayam goreng di  warung sebelah rumah saya.

Tulisan ini tidak bermaksud sebagai kampanye negatif terhadap KFC, saya sekedar menuliskan pemikiran saya tentang kenapa KFC yang tidak pernah saya sukai itu laku keras, dan sepertinya ada kecenderungan orang merasa bangga mengkonsumsi KFC. Ini semua tentang brand.

Betapa kuat brand KFC melekat di memori masyarakat,  mulai dari keponakan saya yang berumur 8 tahun sampai seorang nenek yang tinggal di sebelah rumah saya. KFC sudah melekat di hati orang sebagai makanan cepat saji yang enak, praktis, elit, dikemas dengan bungkus yang menarik dan restorannya berpenampilan menarik dan berkelas. KFC identik dengan brand masakan ayam goreng enak dan berkelas. Itulah kemampuan pemasar bisnis KFC membangun brand.

Menjaga image positif secara terus menerus pada suatu brand produk sangat menentukan kesuksesan membangun brand.

Kesuksesan membangun brand bisa diukur dengan keberhasilan menanamkan ciri-ciri khusus dan deskripsi yang terkait dengan brand tersebut pada memori masyarakat banyak.

Kesuksesan membangun brand bisa diukur dengan keberhasilan menanamkan ciri-ciri khusus dan deskripsi yang terkait dengan brand tersebut pada memori masyarakat banyak.

Di Indonesia sendiri masakan dari ayam merupakan masakan yang juga sangat populer,  namun saya tidak pernah mengetahui ada yang berhasil dipopulerkan sebagai sebuah brand layaknya KFC, kalau KFC yang menurut saya biasa-biasa saja, dan berharga mahal dibandingkan nasi ayam panggang "restoran padang"  yang enak dan berharga lebih murah bisa begitu terkenalnya di Indonesia ini, apakah tidak mungkin kelak akan ada masakan dari ayam, yang merupakan brand Indonesia yang bisa menjadi menu pilihan orang banyak di Indonesia.

Kita patut meniru strategi pemasaran bisnis KFC sehingga sukses membangun brand.  Kita punya Bakso, kita memiliki Pempek, kita biasa menikmati sate, tapi apakah sate, pempek, bakso sudah memiliki brand dan kita sajikan seperti layaknya KFC. Kita memang tidak perlu membangun gedung megah untuk jualan bakso, atau pempek, tapi yang penting adalah membangun brand.

Bisnis KFC adalah bisnisnya konglomerat, dan masakan KFC berselera global, benar. Bakso, pempek, sate boleh jadi bukan selera global, tapi setidaknya adakah makanan Indonesia tersebut dipromosikan sebagai masakan berkelas khas Indonesia dan disajikan dengan cara dan di tempat yang berkelas di negeri sendiri. 

Terkadang saya bermimpi ada masakan ayam goreng khas Indonesia yang menyaingi kepopuleran KFC.

Saya menulis ini tidak bermaksud apa-apa, melainkan hanya sekedar menulis "sesuatu" dengan tujuan semoga memancing munculnya ide kreatifitas baru.


Previous
Next Post »

SILAHKAN MEMBERIKAN KOMENTAR MENGGUNAKAN TATA BAHASA YANG BAIK DAN BENAR. KOMENTAR MENGGUNAKAN KATA DENGAN EJAAN YANG TIDAK BAKU AKAN DIHAPUS. TERIMA KASIH ConversionConversion EmoticonEmoticon